قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَشْفَعُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثَلَاثَةٌ الْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الْعُلَمَاءُ ثُمَّ الشُّهَدَاءُ
Rasulullah saw. bersabda: "Tiga golongan yang akan memberi syafa'at kelak di hari Kiamat, yaitu; Para Nabi kemudian para ulama dan para syuhada." (HR. Ibnu Majah)
إِنَّ اللهَ لَا يَنْتَزِعُ الْعِلْمَ مِنَ النَّاسِ اِنْتِزَاعًا وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعُلَمَاءَ فَيَرْفَعُ الْعِلْمَ مَعَهُمْ وَيُبْقِيْ فِي النَّاسِ رُءُوْسًا جُهَّالًا يُفْتُوْنَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ فَيَضِلُّوْنَ وَيُضِلُّوْنَ
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengangkat ilmu dari manusia setelah Dia berikan kepada mereka. Akan tetapi Allah akan mengambil (mewafatkan) para ulama, hingga jika setiap seorang ulama pergi (wafat), akan pergi pula ilmu yang dia miliki. Sehingga di dunia ini hanya tersisa orang-orang bodoh, mereka memberi fatwa tanpa landasan ilmu, hingga mereka sesat dan menyesatkan." (HR. Bukhari dan Muslim)
وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
"Dan sesungguhnya keutamaan orang yang ‘alim (ulama) dibandingkan dengan ahli ibadah seperti keutamaan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang. Para ulama adalah pewaris para Nabi, dan para Nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu (agama). Barangsiapa mengambilnya, maka dia telah mengambil bagian yang banyak." (HR. Bukhari dan Muslim)
إِنَّ مَثَلَ الْعُلَمَاءِ فِي الْأَرْضِ كَمَثَلِ النُّجُوْمِ فِي السَّمَآءِ يُهْتَدَى بِهَا فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ فَإِذَا انْطَمَسَتِ النُّجُوْمُ أَوْشَكَ أَنْ تَضِلَّ الْهُدَاةُ
"Perumpamaan para ulama di bumi seperti bintang-bintang di langit, digunakan sebagai petunjuk dalam kegelapan di daratan dan lautan. Jika bintang-bintang itu hilang, maka dikhawatirkan orang-orang yang mencari petunjuk menjadi sesat." (HR. Ahmad)
فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِيْ عَلَى أَدْنَاكُمْ
“Keutamaan orang yang berilmu dibandingkan dengan orang yang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas orang-orang yang paling rendah diantara kalian.” (HR. Darimi)
مَنْهُوْمَانِ لَا يَشْبَعَانِ صَاحِبُ الْعِلْمِ وَصَاحِبُ الدُّنْيَا وَلَا يَسْتَوِيَانِ أَمَّا صَاحِبُ الْعِلْمِ فَيَزْدَادُ رِضًا لِلرَّحْمٰنِ وَأَمَّا صَاحِبُ الدُّنْيَا فَيَتَمَادَى فِي الطُّغْيَانِ
“Ada dua golongan yang tidak pernah merasa kenyang, yaitu pemilik ilmu dan pemilik dunia, keduanya tidaklah sama. Adapun pemilik ilmu akan semakin menambah kerelaannya (keridhaan) terhadap Ar-Rahman (Allah), sedangkan pemilik dunia selalu melampaui batas (menambah kezaliman).” (HR. Darimi)
وَمَا نَحْنُ لَوْلَا كَلِمَاتُ الْعُلَمَاءِ
"Kami tidak akan berarti apa-apa tanpa nasihat dari para ulama." (HR. Darimi)
أَنَّ عُمَرَ قَالَ لِكَعْبٍ مَنْ أَرْبَابُ الْعِلْمِ قَالَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ بِمَا يَعْلَمُوْنَ قَالَ فَمَا أَخْرَجَ الْعِلْمَ مِنْ قُلُوْبِ الْعُلَمَاءِ قَالَ الطَّمَعُ
Bahwasanya Umar berkata kepada Ka'ab : "Siapakah yang disebut orang berilmu itu?, dia menjawab: 'Yaitu mereka yang mengamalkan apa yang mereka ketahui', dia bertanya: '(Kemudian) apa yang menyebabkan ilmu hengkang dari hati para ulama?', dia menjawab: 'Ketamakan (terhadap dunia)’. " (HR. Darimi)
Wallahu A’lam
Oleh : Saifurroyya
Sumber : Lidwa Pustaka
ADS HERE !!!