يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيْهِمْ عَلَى دِيْنِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ
“Akan datang kepada manusia suatu masa yang ketika itu orang yang sabar memegang agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi)
اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ تَعَرَّفْ إِلَيْهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ وَإِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلْ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ قَدْ جَفَّ الْقَلَمُ بِمَا هُوَ كَائِنٌ فَلَوْ أَنَّ الْخَلْقَ كُلَّهُمْ جَمِيْعًا أَرَادُوْا أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَكْتُبْهُ اللهُ عَلَيْكَ لَمْ يَقْدِرُوْا عَلَيْهِ وَإِنْ أَرَادُوْا أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَكْتُبْهُ اللهُ عَلَيْكَ لَمْ يَقْدِرُوْا عَلَيْهِ وَاعْلَمْ أَنَّ فِي الصَّبْرِ عَلَى مَا تَكْرَهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَأَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ وَأَنَّ الْفَرَجَ مَعَ الْكَرْبِ وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Jagalah Allah niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya engkau mendapati-Nya di hadapanmu. Ingatlah Dia di waktu lapang niscaya Dia akan ingat kepadamu di waktu sempit. Jika engkau meminta maka mintalah kepada Allah, dan jika engkau memohon pertolongan maka mohonlah pertolongan kepada Allah. Telah kering pena dengan apa yang telah terjadi. Seandainya seluruh makhluk hendak memberi manfaat kepadamu dengan sesuatu yang Allah tidak menetapkan kepadamu, niscaya mereka tidak akan mampu memberikan manfaat kepadamu. Dan seandainya mereka hendak mencelakakan dirimu dengan sesuatu yang Allah tidak menetapkan kepadamu, niscaya mereka tidak akan mampu mencelakakanmu. Dan ketahuilah, bahwa di dalam kesabaran terhadap hal yang engkau benci terdapat banyak kebaikan. Bahwa pertolongan itu (datang) setelah kesabaran, dan kelapangan itu (datang) setelah kesempitan serta kemudahan itu (datang) setelah kesulitan.” (HR. Ahmad)
إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا اِبْتَلَاهُمْ فَمَنْ صَبَرَ فَلَهُ الصَّبْرُ وَمَنْ جَزِعَ فَلَهُ الْجَزَعُ
“Sesungguhnya, jika Allah 'azza wajalla mencintai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang bersabar, maka baginya kesabaran dan barangsiapa yang berkeluh kesah, maka baginya keluh kesah.” (HR. Ahmad)
وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللهُ وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ وَمَنْ يَصْبِرْ يُصَبِّرْهُ اللهُ وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ مِنْ عَطَاءٍ خَيْرٌ وَأَوْسَعُ مِنَ الصَّبْرِ
“Dan barangsiapa yang menjaga kehormatan dirinya (tidak meminta-minta), maka Allah akan menjaga kehormatannya. Barangsiapa yang merasa cukup (atas bagian rezekinya), maka Allah akan mencukupinya. Barangsiapa yang meminta kesabaran, maka Allah akan memberi kesabaran kepadanya. Dan tidak ada pemberian (nikmat) yang diberikan (Allah) kepada seseorang yang lebih baik dan lebih melapangkan dada selain daripada kesabaran.” (HR. Muslim)
وَانْتَظَرَ الْمُنْذِرُ الْأَشَجُّ حَتَّى أَتَى عَيْبَتَهُ فَلَبِسَ ثَوْبَيْهِ ثُمَّ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُ إِنَّ فِيْكَ خَلَّتَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللهُ الْحِلْمُ وَالْأَنَاةُ قَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَنَا أَتَخَلَّقُ بِهِمَا أَمِ اللهُ جَبَلَنِيْ عَلَيْهِمَا قَالَ بَلِ اللهُ جَبَلَكَ عَلَيْهِمَا قَالَ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ جَبَلَنِيْ عَلَى خَلَّتَيْنِ يُحِبُّهُمَا اللهُ وَرَسُوْلُهُ
“Al-Mundzir Al-Asyaj masih menunggu hingga tempat pakaiannya tiba, lalu ia kenakan pakaiannya tersebut. Setelah itu ia datang menemui Nabi saw. Beliau lantas bersabda kepada Al-Mundzir: ‘Sesungguhnya engkau mempunyai dua tabiat yang disukai oleh Allah dan Rasul-Nya; santun dan sabar.’ Al-Mundir bertanya, ‘Wahai Rasulullah, memang aku berakhlak demikian ataukah Allah yang memberikan itu kepadaku?’ Beliau menjawab: ‘Allah-lah yang memberikan itu kepadamu.’ Al-Mundzir berkata, ‘Segala puji milik Allah yang telah memberiku dua tabiat yang disukai oleh Allah dan Rasul-Nya.’ ” (HR. Muslim)
مَنِ ابْتُلِيَ بِشَيْءٍ مِنَ الْبَنَاتِ فَصَبَرَ عَلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ حِجَابًا مِنَ النَّارِ
“Barangsiapa yang diuji dengan anak-anak perempuan lalu ia bersabar atasnya, niscaya mereka akan menjadi benteng baginya dari api neraka.” (HR. Tirmidzi)
إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ بَعْدِيْ أَثَرَةً فَاصْبِرُوْا حَتَّى تَلْقَوْنِيْ عَلَى الْحَوْضِ
“Sungguh, kalian akan melihat sifat mementingkan diri (egoisme) sepeninggalku, maka bersabarlah kalian hingga kalian menemuiku di telaga.” (HR. Tirmidzi)
الْمُسْلِمُ إِذَا كَانَ مُخَالِطًا النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ خَيْرٌ مِنَ الْمُسْلِمِ الَّذِي لَا يُخَالِطُ النَّاسَ وَلَا يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ
“Jika seorang muslim bergaul (berinteraksi sosial) dengan orang lain dan bersabar atas gangguan mereka, adalah lebih baik daripada seorang muslim yang tidak bergaul (tidak berinteraksi sosial) dengan orang lain dan tidak bersabar atas gangguan mereka.” (HR. Tirmidzi)
وَالَّذِي نَفْسِيْ بِيَدِهِ إِنَّ السِّقْطَ لَيَجُرُّ أُمَّهُ بِسَرَرِهِ إِلَى الْجَنَّةِ إِذَا احْتَسَبَتْهُ
“Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sungguh anak yang meninggal dunia dalam kandungan ibunya akan menarik ibunya dengan tali pusarnya ke surga jika ia sabar.” (HR. Ibnu Majah)
لَيْسَ الزَّهَادَةُ فِي الدُّنْيَا بِتَحْرِيْمِ الْحَلَالِ وَلَا فِي إِضَاعَةِ الْمَالِ وَلَكِنِ الزَّهَادَةُ فِي الدُّنْيَا أَنْ لَا تَكُوْنَ بِمَا فِي يَدَيْكَ أَوْثَقَ مِنْكَ بِمَا فِي يَدِ اللهِ وَأَنْ تَكُوْنَ فِي ثَوَابِ الْمُصِيْبَةِ إِذَا أُصِبْتَ بِهَا أَرْغَبَ مِنْكَ فِيْهَا لَوْ أَنَّهَا أُبْقِيَتْ لَكَ
“Tidak dikatakan zuhud terhadap dunia dengan mengharamkan sesuatu yang halal dan tidak juga menghambur-hamburkan harta, tetapi zuhud terhadap dunia adalah apa yang kamu miliki tidak lebih kamu sukai dari apa yang ada di tangan Allah, dan hendaknya pahala karena sabar terhadap musibah yang menimpamu lebih kamu sukai daripada (seandainya) harta benda tersebut berada di tanganmu.” (HR. Ibnu Majah)
Wallahu A’lam
Oleh : Saifurroyya
Sumber : Lidwa Pustaka